Segitiga
Epidemiologi Dari Penyakit Hipertensi
Menurut model ini,
apabila ada perubahan dari salah satu faktor , maka akan terjadi perubahan
keseimbangan diantara mereka , yang berakibat akan bertambah atau berkurangnya
penyakit yang bersangkutan.
1.
Host (Penjamu)
Faktor-faktor yang
dapat menimbulkan penyakit hipertensi pada penjamu :
a.
Daya Tahan Tubuh Terhadap Penyakit
Daya tubuh seseorang
sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktifitas, dan istirahat. Dalam hidup
modern yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang berolagraga dan berusaha
mengatasi stresnya dengan merokok , minum alkohol, atau kopi sehingga daya
tahan tubuh menjadi menurun dan memiliki resiko terjadinya penyakit hipertensi.
b.
Genetis
Para pakar juga
menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan
resiko untuk juga menderita penyakit ini.
c.
Umur
Penyebaran hipertensi
menurut golongan umur agaknya terdapat kesepakatan dari para peneliti di
Indonesia. Disimpulkan bahwa prevalensi hipertensi akan meningkat dengan
bertambahnya umur. Sebagai gambaran saja, berikut ini dikutipkan salah satu
hasil penelitian tentang penyebaran menurut umur tersebut
Prevalensi 6-15% pada
orang dewasa. Prevalensi meningkat menurut usia. Sejalan dengan bertambahnya
usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik
terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun
drastis.
Tetapi di atas usia
tersebut, justru wanita (setelah mengalami menapouse ) berpeluang lebih besar.
Para pakar menduga perubahan hormonal berperan besar dalam terjadinya
hipertensi di kalangan wanita usia lanjut. Namun sekarang penyakit hipertensi
tidak memandang golongan umur.
d.
Jenis Kelamin
Hasil Survei Kesehatan
Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan
darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah
tangga.
Pada umumnya lebih
banyak pria menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan.
Wanita > Pria pada
usia > 50 tahun
Pria > wanita pada
usia < 50 tahun
e.
Adat Kebiasaan
Kebiasaan- kebiasaan
buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang tersebut seperti:
- Gaya hidup modern
yang mengagungkan sukses, kerja keras dalam situasi penuh tekanan, dan stres
terjadi yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta membuat orang
kurang berolagraga , dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum
alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar penyebab yang
meningkatkan resiko hipertensi.
- Indra perasa kita
sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi
terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak
tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa
mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
- Pola makan yang
salah, faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi.
Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah
tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah kerana mengandung natrium dalam jumlah
yang berlebih.
f.
Pekerjaan
Stress pada pekerjaan
cenderung menyebabkan terjadinya hipertensi berat. Pria yang mengalami
pekerjaan penuh tekanan, misalnya penyandang jabatan yang menuntut tanggung jawab
besar tanpa disertai wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami tekanan
darah yang lebih tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekannya
mereka yang jabatan nya lebih “longgar” tanggung jawabnya . Stres yang terlalu
besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit misalnya sakit kepala,sulit
tidur, tukak lambung, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.
g.
Ras/Suku
Ras/Suku : Di USA,
orang kulit hitam > kulit putih. Di Indonesia penyakit hipertensi terjadi
secara bervariasi.
2.
Agent (Penyebab Penyakit)
Agent adalah suatu
substansi tertentu yang keberadaannya atau ketidakberadaannya dapat menimbulkan
penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Untuk penyakit hipertensi
yang menjadi agen adalah :
a.
Faktor Nutrisi
- Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan penting terhadap timbulnya
hipertensi. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di
dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler
ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya
volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah,
sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.
- Konsumsi garam dapur
(mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara
dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya
masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam. Indra
perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang
tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang
agak tawar.
- Minuman berkafein dan
beralkohol.Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat meningkatkan
resiko hipertensi
- Juga terbukti adanya
hubungan antara resiko hipertensi dengan makanan cepat saji yang kaya daging.
Makanan cepat saji juga merupakan salah satu penyebab obesitas (berat badan
berlebih ). Dilaporkan bahwa 60% penderita hipertensi mempunya berat badan
berlebih.
b.
Faktor Kimia
Mengkonsumsi
obat-obatan seperti kokain, Pil KB Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin,
Penyalahgunaan Alkohol, Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).
c.
Faktor Biologi
- Penyebab tekanan
darah tinggi sebagian besar diketahui, namun peniliti telah membuktikan bahwa
tekanan darah tinggi berhubungan dengan resistensi insulin dan/ atau
peningkatan kadar insulin (hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan
resistensi insulin merupakan karakteristik dari sindroma metabolik , kelompok
abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL
rendah (kolesterol baik) dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan
faktor pengatur tekanan darah.
- Walaupun sepertinya
hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana.
Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada
tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi
hipertensi secara konsisten.
- Dalam pasien dengan
diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa
tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor resiko terjadi
hipertensi.
d.
Faktor Fisik
- Tekanan darah juga
dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan
aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
- Gaya hidup yang tidak
aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang
memiliki kepekaan yang diturunkan
- Berat badan yang
berlebih akan membuat seseorang susah bergerak dengan bebas. Jantungnya harus
bekerja lebih keras untuk memompa darah agar bisa menggerakkan berlebih dari
tubuh terdebut. Karena itu obesitas termasuk salah satu yang meningkatkan
resiko hipertensi.
3.
Environment (Lingkungan)
Lingkungan adalah
segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
Lingkungan ini termasuk
perilaku/pola gaya hidup misalnya gaya hidup kurang baik seperti gaya hidupnya
penuh dengan tekanan (Stres). Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya
berbagai penyakit seperti hipertensi. Dalam kondisi tertekan adrenalin dan
kortisol dilepaskan ke aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan
darah agar tubuh siap beraksi. Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah
raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya
hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
Terdapatnya perbedaan
keadaan geografis, dimana daerah Pantai lebih berisiko terjadinya penyakit
hipertensi dibading dengan daerah pegunungan, karena daerah pantai lebih banyak
terdapat natrium bersama klorida dalam garam dapur sehingga Konsumsi natrium
pada penduduk pantai lebih besar dari pada daerah pegunungan.
Penyakit hipertensi
ditemukan di semua daerah di Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi.
Dimana daerah perkotaan lebih dengan gaya hidup modern lebih berisiko
terjadinya penyakit hipertensi dibandingkan dengan daerah pedesaan.
Berikut ini adalah
factor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas menurut teori HL Blum yaitu :
a.
Faktor Genetik
Peneliti juga telah
mengidentifikasi selusin gen yang mempunyai kontribusi terhadap tekanan darah
tinggi. Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun
hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang
beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang
berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
Riwayat penyakit yang
di derita, bagi keturunan penderita hipertensi Jika ada anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi, walaupun belum adanya tes genetik secara
konsisten terhadap penyakit hipertensi tetaplah berhati-hati. Karena dalam
garis keluarga pasti punya struktur genetik yang sama.
b.
Faktor Perilaku
Faktor perilaku seperti
misalnya gaya hidup kurang baik seperti pengkonsumsian makanan cepat saji yang
kaya daging dan minuman bersoda, memiliki kadar kolesterol darah yang
tinggi,Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga),
gaya hidup stres,stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk
sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan
kembali normal.
Kebiasaan mengkonsumsi
minuman berkafein dan beralkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu
terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Serta
kebiasaan merokok karena rokok dapat meningkatkan risiko penyakit hipertensi.
c.
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini
termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali
seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya), seperti : Indra perasa kita yang
sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi
terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak
tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa
mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
d.
Faktor Pelayananan Kesehatan
Faktor pelayanan
kesehatan adalah kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam usaha pencegahan
penyakit hipertensi dengan pemeriksaan tekanan darah secara teratur, kurangnya
perencanaan program mengenai pencegahan penyakit hipertensi dari provider
(pelayanan kesehatan) di puskesmas mengenai pencegahan penyakit hipertensi
dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup,
kurangnya kerja sama dengan berbagai sektor terkait guna pencegahan terjadinya
penyakit hipertensi, serta kurangnya penilaian, pengawasan dan pengendalian
mengenai program pencegahan penyakit hipertensi di Puskesmas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar